Rabu, 09 Oktober 2013

5 Kalimat yang Tidak Boleh Diucapkan Ketika Menjadi Seorang IBU

Menjadi ibu adalah anugerah yang indah bagi seorang wanita. Nyaris semua wanita mendambakan menjadi ibu untuk anak-anak yang lucu dan berbakti.
Dan terkadang memang masalah dalam rumah tangga tak dapat dihindari. Melibatkan anak-anak, juga menjadi sebuah tantangan bagi ayah dan ibu untuk lebih cerdas mengatasi masalah. Menjadi ibu juga ternyata bukan suatu hal yang mudah. Di samping tugas lainnya, ibu juga menjadi digugu serta panduan bagi anak-anak membentuk karakter di dalam dirinya.
Oleh karena itu, baik sikap, perilaku maupun perkataan ibu dan ayah haruslah ditata sebisa mungkin agar tidak sampai memberi pengaruh buruk anak. Dan lima kalimat berikut hendaknya tak boleh terucap saat Anda menjadi ibu kelak.
"Jangan ganggu, ibu lagi sibuk nih..."
Sesibuk apapun Anda nanti, pastikan bahwa Anda bisa membuat ia mau menunggu dengan cara yang nyaman. Jangan sampai membuat ia merasa mengganggu Anda. Kalaupun memang Anda sedang sibuk, Anda bisa kok memberikan pengertian padanya untuk lebih sabar menunggu sampai pekerjaan Anda selesai. Dengan cara yang santun dan memberikan pengertian, anak justru akan lebih mudah mengerti dan tidak mencari-cari perhatian dari Anda.
"Kamu itu seperti ayah. Pemalas!"
Memberikan kritik pada anak karena perilaku malasnya boleh saja. Tetapi jangan biarkan ia justru seperti mendapat dukungan untuk berbuat hal yang salah. Jangan pula menyamakan keburukan dengan seseorang, apalagi figur ayah, yang dapat melukai hati ayah dan anak Anda sendiri. Selain itu, figur ayah hendaknya memang dipercontohkan kepada anak. Sehingga sebisa mungkin hal-hal negatif itu diselesaikan sendiri sebagai masalah Anda dan suami.
"Kalau tidak mau makan, nanti kamu ditangkap monster hijau di dalam lemari lho..."
Menakut-nakuti anak akan membuat nyalinya jadi ciut. Ia juga akan tumbuh menjadi anak penakut. Makan adalah sebuah kebutuhan yang primer bagi setiap orang. Sehingga harus ditanamkan pada diri anak bahwa makanan itu memang dibutuhkan tubuh untuk tumbuh tinggi, tumbuh besar, dan selalu sehat.
Akan jauh lebih mudah bagi Anda membujuknya dengan alasan berlogika ketimbang menakut-nakutinya. Misalnya saja ia adalah anak yang doyan bermain bola dan ingin menjadi pemain bola kelak. Katakan saja bahwa untuk menjadi pemain bola yang gesit, maka tubuhnya membutuhkan nutrisi yang ada di dalam makanannya.
"Kalau tidak nurut nanti ibu laporkan pada ayah."
Lagi-lagi tindakan mengancam anak yang akan membuat anak menjadi trauma kecil. Anda boleh melibatkan suami dalam berbagai hal saat mengasuh anak. Namun, bukan berarti Anda menjadikannya sebagai figur yang harus ditakuti dan terlihat kejam pada anak.
"Wah teman kamu bisa, kok kamu tidak?"
Kemampuan yang dimiliki anak itu berbeda-beda. Ada yang memang mampu melakukan suatu hal, ada pula yang kurang dalam hal tersebut. Tetapi bukan berarti anak boleh dibanding-bandingkan. Kalaupun Anda ingin memberikan semangat padanya, maka buat agar ia bersemangat mengejar ketinggalan. Misalnya saja dengan membuatkannya semangkuk puding kesukaan sebagai hadiah, dan memberikan semangat bahwa ibu akan membuat puding yang berbeda sebagai hadiah apabila ia bisa berusaha lebih baik lagi.
Mengasuh anak tidaklah mudah. Banyak hal yang dapat menguji kesabaran dan emosi. Anda boleh berbagi bersama ibu-ibu atau pakar soal mengasuh anak. Walaupun demikian, tetap pegang prinsip bahwa mengajarkan anak akan lebih efektif apabila Anda terlebih dahulu menjadi figur yang bisa ditiru.

dikutip dari :
http://www.vemale.com/relationship/keluarga/29751-5-kalimat-yang-tak-boleh-terucap-saat-jadi-ibu.html

Selasa, 10 September 2013

Biya with her Clodis


Voilaaaa....

Biya dengan clodi Sobi Minky nya, insert bamboo (gak kliatan, hihihiiii)

Foto diambil 9 September 2013, BB baru timbang 5,8kg, Usia 2 bulan 24 hari.

Plus Minus Jenis Clodi

Lanjut aaah.. mengulas tentang per-Clodi-an, heheheee...

Karena banyak yang tanya, daripada ngejelasin satu persatu, mending aku ulas di blog ajah, jadi kalo ada yang tanya-tanya langsung cekdis ajah...
*seneng bisa bantu...

Clodi Cover vs Clodi Pocket 

Biya sudah pernah pakai keduanya dan sejauh ini Clodi Pocket lah yang jadi pilihanku. Tetap saja masing-masing ada kekurangan dan kelebihannya.

Clodi Cover, meski pada insert nya terdapat lapisan fleece yang staydry sehingga pantat bayi bisa tetap kering, tetap saja belum menjadi pilihanku. Soaker yang menempel pada cover hanya memakai kancing 1-2 biji saja di tiap ujungnya, jadi suka geser-geser si soaker dari tempatnya (soalnya Biya aktif banget sih), pipisnya jadi nembus kemana-mana.
Tapi bukan berarti clodi cover ini nggak lebih baik dari clodi pocket, tetap ada kelebihannya. Pada saat dede pup, pup nya akan langsung ke soaker, sehingga clodi bisa tetep dipakai lagi. Itu teorinya, dalam prakteknya Biya yang super aktif itu meski pupnya langsung ke soaker, tetap saja pupnya meleber ke cover clodi nya juga sedikit sih, jadi tetep aja ganti ma clodinya, kalo nggak kan jadi bau, masa iya cantik-cantik bau pup... hihihiiiiyyy...

walhasil, terpilihlah clodi pocket sebagai clodi faforitku. heheheee...
pertama karena insertnya gak gerak2 meski Biya super aktif, soalnya kan insertnya ada di dalem kantong clodi.
kedua, karena insertnya bisa dipakein macem-macem ukuran, nggak harus ada kancing,
ketiga, karena fleece liner udah nyatu sama clodinya, jadi insert nya bisa pakai yang biasa (nggak harus ada fleece nya) dan nggak perlu nambah fleece liner (seperti di clodi cover yang butuh fleece liner kalau soaker nya nggak ada lapisan fleece nya)

Velcrow (Kreketan) vs Snap (Kancing)


Aku punya dua2 nya, semua aku suka karena masing-masing punya kelebihan.

Model velcrow lebih pas dipakai di lingkar perut Biya, pemakaiannya juga jadi lebih praktis, tapi mungkin untuk pemakaian jangka panjang bisa mengalami kemunduran performa kelengketannya (sering buka tutup jadi aus dan kurang menempel), dan juga untuk baby seperti Biya yang tangannya mulai jahil, kadang velcrownya suka ditarik-tarik sendiri dan sedikit terbuka, permukaan velcrow yang kasar pernah bikin jari-jari Biya terluka.

Model Snap awet pemakaiannya, performa tetap (kecuali kancingnya lepas), kurang sedikit rapi sih soalnya kan pakai kancing yang sudah ada ukuran-ukurannya (kadang ukurannya tidak begitu pas). Biya yang udah mulai jadi super aktif, agak susah memakaikan tipe clodi model snap ini.

Bahan Insert/ Soaker : Bamboo vs Microfiber
(blom sempet fotoin, foto nyusul yak, heheheee)


Ini aku ambil dari beberapa info dan kurangkum disini, karena sebelumnya aku juga kurang tau apa beda kedua jenis bahan insert/soaker ini.

Bamboo
Merupakan temuan baru yang dapat digunakan sebagai bahan cloth diaper.
Saat ini bamboo sangat populer dalam perlengkapan pakaian bayi.
Bamboo tumbuh tanpa menggunakan bahan kimia atau pestisida.
Memiliki daya serap yang sangat tinggi, anti-bakteri secara natural, dan tidak menyimpan bau.
Sangat lembut dan nyaman terhadap kulit bayi.
Biasa digunakan sebagai lapisan dalam (inner) yang bersentuhan dengan bayi, dan juga sebagai insert karena daya serapnya yang sangat tinggi.
Sebelum penggunaannya, dianjurkan untuk dicuci (pre-wash) lebih dari 6x untuk memastikan daya serap yang maksimal.

Microfiber
Terbuat dari kombinasi polyester dan polyamide.
Sifat bahan microfiber mampu menyerap cairan 7x lebih banyak dibandingkan dengan berat kain microfiber tersebut.
Microfiber memiliki sifat cepat kering, dan daya serapnya semakin baik seiring dengan penggunaan.
Hindari kontak langsung microfiber dengan kulit bayi, karena dapat menyebabkan kulit bayi kering.
Biasa digunakan sebagai bahan insert (kain penyerap), yang dimasukkan ke dalam kantung pada pocket cloth diaper, sehingga tidak bersentuhan langsung dengan kulit bayi.

karena bamboo lebih mahal, aku lebih banyak koleksi yang berbahan microfiber, heheheee...
tapi kalau yang punya dana lebih sih saranku mending pakai yang bamboo, soalnya daya serapnya lebih besar, nggak begitu bau dibanding microfiber.




Senin, 09 September 2013

Tentang per-Clodi-an

Heheheeee...

Judul yang kurang menarik yah..

Sebagai emak emak baru yang lagi demen pake leptop suami, browsing sana sini tentang per-clodian-an, dan beberapa jenis clodi yang sudah pernah aku pakein ke biya, ini ada beberapa ulasan dari mimi untuk bunda-bunda, semoga bermanfaat...

Bagian dari Clodi:
Clodi Cover - contoh merk GG


1. Clodi
seperti yang udah dijelasin di catetan sebelumnya, clodi adalah singkatan dari cloth diapers yang berarti popok kain yang fungsinya untuk menampung pipis atau pup bayi sehingga tidak langsung *bocor* atau membasahi lantai, kasur dan lainnya
2. Insert: adalah bahan penyerap yang dimasukkan ke dalam clodi dengan clodi jenis pocket..(clodi yang berkantung). Pada Clodi Cover, disebut juga 'Soaker'. Ada dijual terpisah.
3. Outer: adalah bagian luar dari clodi, biasanya terbuat dari bahan yang waterproof, ada yang motif atau polos, ada yang bludru dilapisi pul (Polyurathene Laminate), ada yang pul saja.
4. leg/inner gusset: adalah karet paha yang merupakan bagian dari clodi yang berfungsi untuk mencegah kebocoran dari pangkal paha.
 
 
Clodi Cover
5. soaker (Sama dengan Insert)

soaker dapat diartikan sebagai bahan penyerap..jika digunakan pada clodi dengan jenis pocket, maka istilah soaker biasanya disebut dengan insert, jika digunakan pada clodi dengan jenis cover, maka soaker diletakkan diatas cover sebagai bahan penyerap pipis/pup bayi.
6. Cover (untuk Clodi Cover)/ Inner (untuk Clodi Pocket): merupakan bagian dari clodi yang juga berfungsi sebagai penutup (meng-cover) kain penyerap dari clodi.
7. liner

adalah lapisan tipis yang terbuat dari kain ataupun kertas, yang biasanya diletakkan diatas diaper agar mencegah diaper terkotori oleh noda pup bayi. Biasanya Liner ini dijual terpisah.
8. Microfiber atau Bamboo
merupakan bahan yang digunakan sebagai bahan penyerap pada insert atau soaker, dengan permukaan kasar seperti pada handuk..
9. Microfleece
merupakan bahan yang digunakan pada insert atau soaker yang berfungsi sebagai stay dry (tetap kering). microfleece memiliki permukaan lembut. biasanya pada soaker, microfleece yang diletakkan untuk bersentuhan pada kulit bayi..karena karakteristiknya yang "stay dry".
10. velcro: bahan perekat
 
11. snap: kancing

Cloth Diapers (Clodi) vs Disposable Diapers

Bingung antara berpindah ke Cloth Diapers atau tetap Disposable Diapers


Sebagai new mommy, bener-bener seru dan menyenangkan mencari berbagai referensi untuk buah hati. Kali ini yang lagi marak-maraknya issue tentang clodi (Cloth Diapers) alias pampers kain, membuatku semakin penasaran tentang apa, bagaimana, dan berbagai macam pertanyaan-pertanyaan lain.

Awalnya, aku beli 3pc aja, itu aja udah lumayan serot kocek di dompet (hihihiiii...), setelah pake, eh jadi keenakan trus jadi beli dan beli lagi deh...

Sebagai permulaan, dari segi biaya, jangan dulu liat harga, nih menurut perhitungan pribadiku :
biya sehari bisa ganti disposable diapers (diapers sekali pakai) 4-5 pcs dengan anggapan pup sekali, pipis berkali kali, kalo disposable diapersnya gak ganti-ganti bisa bikin ruam di pantat ma selakangannya, karena Biya pake disposable diapers yang murah, anggap harga per disposable diapers 1300 rupiah. Sedangkan harga clodi berkisar antara 70-80rb, ada yang agak mahal 90-110rb, bisa dipakai sampai umur 2 tahun, anggap kalau bayi nya ndut jadi clodi cuma terpakai sampai 1,5 tahun.

disposable diapers : Rp 1300 x 5 pcs x 540 hari = Rp 3.510.000

perhitungan diatas kalo sehari cuma habis 4-5 diapers dan harga per disposable diapers 1300 rupiah, semakin gede usia dede, semakin banyak pula konsumsi disposable diapersnya, karena mantat nya juga makin gede, jadi ukuran disposable diapersnya juga bertambah, dan otomatis harga disposable diapers juga semakin besar.

Clodi : Rp 70.000 x 10 pcs = Rp 700.000

Bisa dibandingkan kan mana yang jauh lebih murah? :D *bukan promosi lho..
Clodi juga masih bisa dipakai dede nya Biya nanti (gak usah beli lagi alias save money lebih banyak).

sampah disposable diapers  yang menggunung, bandingkan dengan clodi yang mempunyai manfaat panjang
Dasar emak-emak irit... hihihiiiy...

Jangan salah ya, bukan cuma alasan lebih irit lho (meski 'irit' memang jadi pertimbangan utama memilih clodi, heheheee).
Alasan yang kedua ini sebenernya jauh lebih bisa menjadi pertimbangan, permasalahan besar pemakaian disposable diapers kebanyakan adalah ruam, biasanya untuk menghindari ruam, diapers harus sering diganti yang pasti dana yang terpakai jadi membengkak (kembali lagi ke pertimbangan pertama, hihihiiiiyyy...). Nah, dengan clodi, ruam bisa terhindari karena kebanyakan clodi dilapisi lapisan inner/ fleece (bener gak ya nulisnya?) yang akan tetap kering/ stay dry sehingga pantat dd tetap kering dan terhindar dari ruam.

anak kecil aja tau, hihihiiiiiy...
Pertimbangan yang terakhir. Nih alasan yang paling bijaksana, pemakaian disposable diapers jelas tidak aku sarankan banget, kenapa? karena disposable diapers berbahan kertas, karena penggunaannya sekali pakai sudah jelas manfaatnya juga cuma sekali. Sedangkan kita harus mengurangi konsumsi kertas untuk menjaga konsumsi terhadap pohon (bahan utama kertas) tidak semakin tinggi. "Save the Tree" "Save the Earth", beberapa istilah yang sering kujumpai atas pemakaian kertas yang berlebihan. Jadi, dengan memakai clodi, ngerasa ikut menjaga bumi deh... In my humble opinion lho ya... :D


So, bye bye to disposable diapers, welcome cloth diapers, heheheeee



Sabtu, 07 September 2013

Akhirnya ketemu Biya lagi.... \(^_^)/

Setelah lama menunggu dan menunggu, sehari tanpa Biya bagaikan setahun, tersiksa... (lebay dikit), akhirnya Sabtu, 6 September 2013, pukul 10.30 di stasiun Pasar Senen, Jakpus kulihat dari kejauhan nampak anakku yang lucu itu digendong mbah uti nya. Sambil sedikit berlari aku menghampiri Biya dan kemudian kupeluk rapat-rapat Biya anakku yang masih sedikit ngantuk karena baru terbangun dari tidur pulasnya selama di kereta.

Bak cuplikan sinetron di TV, Biya yang langsung kuambil dari gendongan bundaku dan langsung kugendong, kupeluk erat, bukannya nangis eh malah tertawa. Air mataku hampir saja menetes, kalau saja tidak sedang di keramaian, pasti sudah berurai air mata lah aku ini, air mata sangat sangat bahagia.

Setelah menunggu cukup lama, akhirnya Pipi Dhika nemu taxi juga. Sepanjang perjalanan bertaxi menuju kontrakan apartemen tempat kami tinggal, Biya tertidur, dan sesekali terbangun yang kemudian langsung kusodori putingku, entah kangen atau memang haus segera disambarnya dan di serot sekencang-kencangnya putingku yang mungkin ASI nya sudah tidak sebanyak pada saat aku masih di kampung dulu.

Sesampainya di apartemen, Biya pun terbangun, dan betapa kaget dan senangnya aku, ternyata anakku ini sudah makin pintar saja. Usia nya baru 2 bulan 20 hari, sudah bisa mengangkat kepalanya sendiri, bundaku bilang sudah bisa dari usia 2 bulan kurang, pas saat aku berangkat duluan ke Jakarta 3 minggu yang lalu. Selain mengangkat kepala sendiri, anakku yang manis ini juga sudah mulai tengkurap meski setelah berhasil tengkurap, dia tidak bisa membalikkan badannya lagi, biasanya teriak-teriak kalau sudah capek tengkurap dan tidak berhasil memutar lagi badannya.

Sungguh menggemaskan dan lucu Abbiya ini...
Mimi luv you, Abbiya sayang.. mmmuuuaaach...








Kamis, 29 Agustus 2013

Menunggu Biya Kecilku

Selasa, 13 Agustus 2013, Pukul 13.00,dengan berat hati akhirnya aku dan suamiku melangkahkan kaki keluar rumah, hari itu kami harus kembali ke Jakarta, karena jatah liburku sudah habis, aku sudah harus mulai masuk kerja. Tanpa biya kami berangkat ke Jakarta, bukan untuk selamanya, tapi hanya karena biya masih terlalu kecil untuk kami ajak bepergian jauh dan lama, juga karena padatnya arus balik lebaran.

Sepanjang perjalanan (+/- 18 jam) di kereta, payudaraku bengkak karena terus memproduksi ASI tanpa ada yang mengkonsumsinya. keesokan harinya setelah sampai dirumah, segera ku pompa ASI pada PD ku.

Rencananya, biya dan bundaku akan berangkat ke Jakarta awal Oktober. Tapi ternyata sungguh berat hari-hari yang kulewati tanpa biya. Ketika di kantor, sedikit terslimurkan oleh pekerjaan di kantor, tapi ketika sudah dirumah, setiap kali teringat biya, saat memompa ASI pun jadi ingat saat-saat diASI oleh biya, tidur pun tak bisa, sering aku baru bisa tertidur pada jam 2 dini hari, makan pun jadi tidak berselera bahkan kadang sehari cuma makan satu kali saja.

Baru seminggu saja badanku sudah jadi kurus kering, mataku seperti mata panda karena kurang tidur. Setiap teringat biya, aku hanya bisa menangis menahan rindu. Akhirnya aku meminta bundaku untuk membawa biya segera ke Jakarta. Karena banyak hal-hal yang harus dipersiapkan, jadi tanggal 6 September barulah bundaku bisa mengantar biya ke Jakarta.

Dengan ceria aku memesan 4 tiket untuk keberangkatan biya ke Jakarta, 4 tiket adalah untuk ciprut adik ipar suamiku yang akan ikut tinggal bersama kami di Jakarta, bundaku yang juga akan tinggal disini entah berapa bulan, juga ibu mertuaku yang meski sibuk tapi tetap saja ngotot mau ikut mengantar biya ke Jakarta.

Hampir setiap hari aku menelepon biya, anakku yang meski baru 2bulan itu sudah pintar. Sudah bisa menyangga kepalanya sendiri, sudah bisa diajak berinteraksi, sudah mengerti diajak bicara bahkan tidak jarang juga dia menyahuti, sudah pintar kerkata-kata yang meski aku tidak mengerti apa maksudnya tapi tetap saja membuatku senang karena tingkahnya.

Sering juga ciprut, adik iparku itu, datang kerumah untuk sekedar memotret biya dan mengirimkan potret-potret lucu biya kepadaku via BBM.

ngoceh-ngoceh

minta apa sih nak, ampe teriak begitu??

tante ciprut jeyek dipelototin, hahahaa

abis mandeee

ngintip apa biyaaa?

apa nengok nengok? (^_^)

embul na badanmuuuu...

pose tantik, jali jalina lentik

ngajak ngobrol siapa tuh?

sebel gara2 dibangunin pdhal ngantuk berat..

bobo lagi makin pulessss

mau dimandiin dah dilepasin bajunya masih tetep bobo
Sampai cerita ini kutulis di blog, aku masih benar-benar kangen sama Abbiya yang lucu dan kimpul-kimpul ini.
September, cepatlah dataaaaaaang.....

Senin, 12 Agustus 2013

Ganti Nama - Abbiya Matswassalamah Pradhika

Dua hari setelah peristiwa kecelakaan itu, meski masih sedikit sakit, untuk duduk pun harus pelan-pelan agar pantatku tidak sakit. Aku ngotot minta antar Ayah untuk sowan ke pondok.
"Kamu sudah sembuh bener tah, nduk?" tanya Bundaku.
"Nggak apa-apa bunda, bentar lagi udah mau balik ke Jakarta, nggak ada waktu lagi buat ke pondok nanti" jawabku.

Pas banget om ku datang menitipkan mobil, sekalian saja aku pinjam mobilnya. Malam itu aku, suamiku, ayah, bunda, dan tak ketinggalan Riski dan Biya, pergi untuk sowan ke pondok.

Sesampainya disana, kami ceritakan perihal kecelakaan yang kemarin menimpaku dan biya. Menurut ibu nyai, kalau perjalanan niatnya benar-benar baik dan tulus mengabdi dan menghormati Guru, insyaAllah masih diselamatkan, andaikata (andaikata saja, jangan sampai terjadi) kemarin aku menemui ajalku, insyaAllah termasuk mati syahid. "Subhanallaaaah..." batinku dalam hati mendengar tutur kata ibu nyai.

Romo kyai bilang anak bayi itu masih suci, masih dilindungi malaikat, andai saja saat itu aku tidak bersama biya, tidak tahu lagi bagaimana jadinya. Jadi biya lah yang melindungiku. "Subhanallah..." sekali lagi kuucap kalimat tasbih itu, anakku lah yang menjadi malaikat pelindungku.

Sebelum kami berpamitan pulang, aku pun meminta nama yang bagus untuk ditambahkan pada nama abbiya anakku. Setelah masuk kedalam untuk mencarikan nama, sholat sunnah meminta petunjuk yang bagus, kemudian romo kyai pun keluar ke ruang tamu dan menyebutkan nama tambahan untuk biya,
"Matswassalamah.." ucap Beliau (Romo Kyai).
dituliskan di selembar kertas putih kecil, tulisan arab.
kubaca sekali lagi "Matswassalamah" bacaku pelan.

Menurut Romo Kyai, arti Matswassalamah adalah tempat keselamatan, tulisannya digabung karena itu satu kata. Abbiya adalah tempat orang-orang mendapat keselamatan, orang yang pernah diselamatkan adalah aku, ibunya. Mungkin nanti kalau sudah besar biya bisa jadi dokter yang menyelamatkan banyak orang, atau menjadi ustadzah yang menyelamatkan dunia dan akhirat banyak orang, Amiiiin...

Karena nama biya sebelumnya sudah panjang, maka aku dan suamiku memutuskan untuk menghapus nama lamanya dan mengganti dengan yang baru. Nama putri kecilku ini sekarang menjad,

ABBIYA MATSWASSALAMAH PRADHIKA

yang artinya :

Abbiya : wanita yang hebat
Matswassalamah : tempat keselamatan
Pradhika : Nama pipinya

'Wanita hebat yang menjadi tempat orang-orang mencari keselamatan anaknya pipi Dhika'

Jumat, 09 Agustus 2013

Subhanallah.. Ada Malaikat Pelindung Dibalik Musibah

Hari ini adalah hari kedua lebaran, sepulangnya dari rumah mertua, sekitar pukul 3 sore hari, kami menuju rumah saudara ayah. Sesampainya disana, setelah sempat membeli telor dan gula untuk oleh-oleh, ternyata rumahnya kosong, mungkin sedang berkunjung kerumah saudara-saudara yang lain.

Ayah dan Ibu sudah terlihat capai, mereka pun pulang kerumah, sedangkan aku dan suamiku masih melanjutkan untuk sowan ke romo kyai karena ingin buru-buru kesana. Sudah lama aku tidak kesana, terakhir kesana adalah lebaran tahun lalu. Rasa kangenku pada guruku ini yang membuatku benar-benar ingin segera kesana.

Dengan bermotor, suamiku yang mengendarai, Riski keponakanku yang baru berumur 11 tahun duduk di depan, sedangkan Aku dengan biya yang ada digendonganku membawa bawaan telor dan gula yang niatnya mau kubawa buat oleh-oleh.

Ditengah perjalanan, aku sudah membayangkan akan melepas rinduku pada guruku, yang mengajariku segala macam aqidah islam, bahasa arab (meski aku tidak mahir juga), membaca dan menafsir alqur'an, dan banyak sekali ilmu-ilmu yang lain.

Secara tiba-tiba saja aku jatuh dari motor, terguling-guling bak di dalam tong kosong yang digulingkan. Setelah sadar dan berhenti dari jatuh terguling, Aku seperti tak sadar, begitu kulihat wajah biya anakku yang masih tertidur meski dia ikut berguling di dekapanku, dengan spontan aku berteriak,

"Ya Allaaaaah... Anakkuuuuuu... Ya Allaaah.. Anakkuuu..."

dengan segera aku bangkit dari posisiku, aku merasa kakiku sakit sekali, ketika masih samar-samar juga aku melihat orang-orang mendatangiku hendak menolong,

"Anakkuuu.. tolong anakku mbaaak, tolong anaakkuuuu... Ya Allaaah... tolong anakkuuu" teriakku lagi sambil merintih kesakitan dan segera kuberikan biya pada salah satu ibu-ibu yang menolongku.

Setelah biya diambil dari gendonganku, helm yang kukenakan pun kubuang segera karena menutupi penglihatanku, biya pun menangis kencang, kaget oleh teriakanku tadi atau entah. Penglihatanku mulai nanar, sekejap kemudian semuanya gelap, dan aku pun jatuh pingsan.
Setelah diletakkan di tempat duduk panjang, aku pun mulai sadar. Banyak orang mengelilingiku, melihat ke arah kami. Riski berdiri disampingku, melihatku dengan iba, Dhika suamiku memngoleskan obat luka di kakiku. Perih di kaki dan tanganku, sekujur badanku serasa retak.

"Biya, mana biya" batinku, aku menoleh ke semua arah mencari biya.

"Anakku mana mbak, anakku" ucapku kemudian lirih saat kulihat biya digendong ibu paruh baya.
Kemudian biya ditaruh di gendonganku, perih di siku tanganku, "Ya Allah.. tangan kananku berat sekali untuk kugerakkan" desisku dalam hati.

Dengan menahan sakit, biya segera kuberi ASI, dengan lahap dia netek di dekapanku, sebentar kemudian dia tertidur pulas. Kulihat dan kuraba sekujur tubuh biya dari ujung kepala sampai ujung kaki, takut kalo ada apa-apa dengannya. Masih tetap pulas saja biya di dekapanku, sepertinya dia baik-baik saja.

Riski dan Suamiku baik-baik saja, jadi kecelakaan yang menimpaku tadi adalah karena aku sibuk memegang telor dan takut ada yang pecah serta menggendong biya, sampai aku tidak sadar bahwa longdress yang kukenakan terlepas dari genggaman tanganku dan masuk ke rantai motor yang kemudian terus tertarik rantai sepeda dan aku ikut tertarik jatuh tergulung-gulung sampai kemudian suamiku menghentikan motornya dan aku pun ikut berhenti.

Kejadiannya memang seperti cepat sekali, kulihat helm yang bekas kupakai tadi kulihat ditaruh oleh entah siapa di pojokan halaman depan rumah tempat aku terjatuh tadi,

"Subhanallaaah..." batinku dalam hati saat melihat helm itu pecah dan rusak.
"Helm sekuat dan sekokoh itu bisa sampai pecah begitu" batinku lagi, dan
"Ya Allaaaaah...." desisku lagi, kuintip dibalik selimut yang dipakaikan juga entah oleh siapa ternyata longdress yang kukenakan bagian roknya habis tersobek, tersisa sekitar 10-15cm saja dan yang nampak hanya furing dalaman longdress saja, pantas aku sampai dipakaikan selimut.

"Seberapa parah sih aku terjatuh tadi?" batinku dalam hati, yang terpikir di kepalaku cuma biya. Ya, biya harus segera dibawa ke rumah sakit.

Lama sekali aku mencoba menghubungi telepon ayahku setelah biya tertidur pulas dan digendong oleh pipinya, tidak juga diangkat karena mungkin dikiranya pelanggan servis elektronya. Aku bingung harus menghubungi siapa lagi, aku pun langsung ingat dan segera menghubungi Rian 'item' sahabatku.
Tuuut... tuuuut... dua kali dering kemudian teleponku pun diangkat,

"Ono opo, Ya? (Ada apa, Ya, *red)" kata Rian dari ujung telepon
"Aku mari kecelakaan, mrinio ndek kendal payak cidek e...(bla bla bla)" kujelaskan lokasiku kecelakaan pada Rian dan kuminta dia mengabari ayahku.

Ternyata posisi rian sudah dekat sekali dengan lokasi kecelakaan, Dia pun segera datang.
Setelah Rian datang, segera kuminta Rian dan temannya membawa biya ke rumah sakit terdekat, ada rumah sakit baru di dekat situ. Setelah Rian berangkat, aku, suamiku, dan Riski kemudian menyusul di belakang.

Sesampainya di rumah sakit, biya masih tertidur pulas, ditaruh di tempat tidur ICU, diperiksa oleh perawat, semua baju yang dikenakan biya kulepas, sebentar kemudian biya terbangun dan kemudian melihatku. "Biya gak papa kan, Nak?" kataku pada biya, seketika dia tersenyum dan kemudian menendang-nendang, tertawa keras, nampaknya anakku ini memang sehat-sehat saja.

Perawat memeriksa sekujur tubuhnya dan mengecek suhu badannya. Hasilnya tidak ada masalah, suhu badannya pun normal. Biya boleh dibawa pulang saat itu juga.

Rian pulang dulu untuk mengambil mobil dan sekalian memberi kabar pada ayah dan bundaku dirumah. Sebentar kemudian Rian datang dengan Bundaku, dengan tergopoh-gopoh bunda menghampiriku dan kemudian menggendong biya. Biya masih tetap tertawa-tawa seperti tidak baru terjadi apa-apa.

Sesampainya dirumah, badanku serasa remuk. Keluarga suamiku datang menjenguk, tante melumuri bagian tubuhku yang sakit dengan ramuan tradisional buatannya, berbahan beras dan kencur yang ditumbuk saat itu juga. Adik iparku mengobati lukaku dengan betadin, hampir nangis aku menahan perih. Bundaku dengan telaten me-lap sekujur tubuh biya dengan air hangat, takut jika ada yang sakit, membersihkan bekas cipratan pecahan telor di kepala biya.

Sampai tulisan ini aku sunting di blog, badanku yang masih terasa sakit semua, kulihat putri kecilku tertidur dengan lelapnya, dan sebentar kemudian tertawa, entah mimpi apa, yang jelas tawanya menjadi obat buat semua rasa sakitku ini.

Hari ini, akan benar-benar menjadi hari yang penuh keajaiban, seperti ada MALAIKAT PELINDUNG yang melindungi aku dan anakku, melihat aku yang terjatuh terguling sampai seperti tadi, aku masih baik-baik saja, hanya luka lecet dan sedikir memar di pantatku. Dan Biya anakku, meski tubuh mungilnya ikut terguling beberapa kali dalam dekapanku, dia sehat wal afi'at. Beribu-ribu kali aku bergumam,

"SUBHANALLAAAAAH....."
"betapa besar kuasaMu, Ya Allah..."

Lebaran ke 2 - keluarga pradhika

Lebaran kali ini bertambah satu anggota, ya, si kecil Abbiya, yeeey... \(^_^)/
Hari pertama lebaran dirumah mbah uti (bunda nya mimi).
Pagi pagi abis sholat ied, mimi sungkem sama ayah bunda, trus lanjut kerumah kakek nenek, pas udah niat mau kerumah eyang uti, eh ada mbah yuli ma mbah judin dateng, gak pulang-pulang sampe malem. trus lanjut deh didatengin tamu-tamu yang laen.
Hari kedua lebaran, lanjut kerumah eyang uti dan mbah kung, ketemu sama tante ciprut, tante feby, om epon, ibuk (tantenya pipi), ma mbah kung muda. heheheee...
Setelah selesai makan-makan, macem-macem masakan ada, lanjut mau ke sodara sodara yang lain, dan lanjut sowan ke pondok pesantren tempat mimi mondok dulu, masih ada hubungan saudara sih mbah kyai nya sama mbah uti.

Ini biya narsis bener...

pake baju bayuuu
pipi narsis juga
 
ini Keluarga Pradhika

ini mbah uti

mbah uti n mimi narsis

mbah uti n mbah haji narsis mania


Sabtu, 06 Juli 2013

Akhirnya Biya Ketemu Pipinya

Horeeee....
Setelah lama menunggu, akhirnya 6 Juli 2013, biya ketemu juga sama pipinya. Walaupun si pipi belom berani gendong, tapi dipaksain bisa gendong, heheheee.

Biya seperti ngerti banget, kalo digendong pipinya anteng, bobonya pules. Trus kalo diajak ngobrol udah nyautin kaya mau ngomong juga tapi yang keluar cuma kata "hoo.. hooooh.. aaaaiiiaaaa... aa..uuu...", hehehee...

biya lagi ngobrol sama pipi

Semua yang ngeliat pada ikut ketawa. Semua sayang sama biya. Apalagi ibu mertua, meskipun sibuk sebagai guru yang harus ngajar tiap hari, tapi ibu mertua hampir tiap hari sempetin kerumah cuma buat nengok biya, bawain ini itu, beliin ini itu. Maklum cucu pertama, malah yang sebelumnya ibu mertua gak pernah berani gendong bayi baru lahir, eh biya malah jadi bayi pertama yang berani ibu mertua gendong, hihihiii...

Bukan cuma eyang uti (Ibu mertua) yang gemes banget sama biya, tante ciprut adiknya pipi juga hampir tiap hari datang kerumah biya, padahal lagi sibuk-sibuknya ngurusin mau ujian masuk kuliah. Om epon adiknya pipi juga sering nengok biya, malah kemarin ngajak pacarnya juga pas nengokin biya, pas banget keluarga besar pipi dateng kerumah, jadi sekalian dikenalin deh. hihihiiii...

Ini tante ciprut lagi bangun tidur
ini om epon, udah pinter gendong akuuu...



Sabtu, 15 Juni 2013

Abbiya Nayla Hanna Pradhika - Launch 15 Juni 2013 : 1.20 AM



 

Setelah melalui perjalanan panjang, berbagai macam kegalauan, dan macem macem kegelisahan...
Finally, 15 Juni 2013 Pukul 1.20 AM, Lahir putri kecilku melalui persalinan normal dengan berat 3,1 kg dan panjang 50 cm.

Kami beri nama Abbiya Nayla Hanna Pradhika (Biya), artinya : perempuan hebat yang dianugerahi kesuksesan/ kebahagiaan.

Begini ceritanya :

HPL menurut HPHT adalah 11 Juni 2013, tapi menurut perkiraan dokter karena posisi kepala dd sudah masuk panggul diperkirakan HPL nya 2 Juni 2013.

1 Juni pukul 6 sore : perjalanan dari Jakarta menuju Malang via kereta api (naik pesawat ditolak ma maskapai penerbangannya karena uk 39w)

2 Juni pukul 9 pagi : sampai dengan selamat (sempet deg deg an selama di perjalanan, takut brojol di kereta.

sesampainya di stasiun, abis makan di warung langsung periksa ke bidan terdekat, belum berasa kontraksi sama sekali tapi berjaga2 kalo2 ada masalah. hasilnya semua baik baik saja.

3 Juni malam hari : pergi ke bidan lagi karena berasa kontraksi meski jarang banget, di cek masih pembukaan 1, aku memutuskan untuk pulang saja.

6 Juni : coba periksa ke dokter, kontraksi masih belum berasa. Hasil periksa lumayan bikin galau, ternyata posisi ulut rahim agak menghadap ke belakang alias retro, menurut dokter persalinan normal agak susah juga.

masih ada waktu 5 hari sampai HPL.

menunggu dan menunggu, 10 Juni pun waktunya suami balik lagi ke Jakarta, masa cutinya sudah habis, dengan berat hati suami balik ke Jakarta juga meski dd belum launching.

11 Juni : karena sudah HPL, gerakan dd berkurang, dan belum berasa kontraksi akhirnya kembali ke dokter. karena sudah lewat HPL, dokter menyarankan untuk di observasi selama 3x6 jam, setiap 6 jam sekali diberi obat perangsang kontraksi, tapi sampai 3x6 jam (keesokan harinya) pembukaan cuma sampai pembukaan 2 saja.
Dokter menyarankan untuk di drip (induksi) tapi aku menolak karena yang kudengar sakitnya setengah mati...
dokter cuma bilang alternatif keduanya adalah Secar, hiiiiyyy... makin puyeng aja kepala.
Karena optimis ma dd, aku memutuskan untuk pulang saja, setelah di cek dan di usg, kondisi dd baik baik saja meski air ketuban sudah agak berkurang.

12 Juni : sampai dirumah langsung rebahan, istirahat, puyeng gara2 dengar kata SC. tiap hari konsumsi air kelapa muda, berharap air ketuban untuk dd cukup.
Siang hari ada flek tapi cuma keluar sekali aja.

14 Juni : kontraksi belum juga kurasakan, mencoba saran dari teman ibuku ada bidan yang sabar dan pro kelahiran normal. Pukul 11 kesana, niatnya cuma periksa saja, eh waktu diperiksa ternyata sudah pembukaan 3, di beri waktu untuk pulang mengambil perlengkapan persalinan atau mau tinggal di tempat saja dulu.
Aku memutuskan untuk pulang dulu mempersiapkan perlengkapan bersalin, cukup lega karena bidan tidak menyebutkan kata induksi ataupun SC sama sekali. Pukul 5 sore setelah sempat menonton pertandingan sepak bola aku diantar ibu kembali ke bidan, waktu diperiksa ternyata sudah pembukaan 4, alhamdulillah ada perkembangan.
sampai pembukaan 4 pun aku belum merasakan kontraksi yang berlebihan, cuma sesekali saja perut berasa kencang tapi ndak berasa sakit.
pukul 9 malam di cek oleh bidan, masih tetap pembukaan 4, kemudian diberi obat beberapa butir.
pukul 10 mulai merasakan kontraksi dan masih bisa ketawa ketiwi
pukul 12 udah mulai meraung-raung kesakitan, nyari'in suami segala, akhirnya cuma bisa pegangan lengan ibu. bidan datang di cek baru pembukaan 7, kemudian bidan menyiapkan air hangat dan berbagai peralatan lain untuk proses persalinan.

15 Juni Pukul 1 dini hari : udah ngejan2 sendiri tapi ditahan, gak boleh ngejan, mana bisaaa... beberapa menit kemudian diposisikan untuk mengejan, berkali-kali mengejan (mungkin ada 10 kali lebih) si dd belum juga bisa keluar, lapisan ketuban pun dicubit sama bu bidan adan ketubannya pecah, berharap dd segera keluar, tapi belum keluar juga, akhirnya dibantu dengan sedikit robekan, karena memang posisi mulut rahimku yang retro, agak susah untuk dd kluar, akhirnya (setelah dirobek dikit) sekali mengejan dd pun keluar...

Semua rasa sakit hilang seketika...
tangisannya langsung menggema di ruangan bersalin itu.
dengan tali pusar yang masih panjang menempel dipusarnya, dd ditaruh di dadaku sambil masih menangis kencang, kemudian ayahku masuk dan mengadzan n iqomat i si dd yang masih di dadaku, tiba2 dd brenti nangis kayak mendengarkan dengan seksama suara adzan kakeknya.
Ajaib sekali, setelah ayahku selesai, eh si dd langsung nangis lagi, sebentar kemudian ngenyot jari jempolnya kemudian berusaha meraih putingku dengan melata di perutku (kakinya nendang2 perut, jadi dd bisa agak naikin badannya menuju puting kiriku), pas di depan puting kiriku, subhanallah dengan tiba tiba dan tanpa aba aba si dd langsung nemplok bibirnya ngenyot putingku....

Bidan dan asistennya berhasil mengeluarkan placenta dan membersihkan sisa-sisa darah di rahimku, dd yang masih ngenyot pun di ambil untuk dibersihkan badannya.

Setelah itu proses jahit menjahit, sakiiiit banget karena banyak jahitan luar dalam. Lucunya waktu proses mengejan itu aku sempet beberapa kali tertidur sedikit. Jadilah ada benjolan sedikit di belakang kepala putri kecilku ini...

Setelah dimandiin, asisten bidan nanya "mau ASI ekslusif?"
dengan mantap dan penuh percaya diri kujawab "IYA"

kirain dd bakal mau langsung di tempolin ke aku aja buat di susuin (pede aja padahal ASI belom lancar bener, masih bening), eh ternyata dd malah ditaruh di boks bayi yang hangat trus ditinggal gitu aja, "nanti ngasih ASI nya 4 jam lagi ya" kata bidan.
Yaaaah... tengsin deh akunya...

Sambil nahan sakit abis dijahit dan kantuk yang luar biasa, telpon-telponan deh ma suami yang jauh dimato... susaaaah bgt nahan ngantuk, nggak boleh bobo sampai 8 jam kedepan... mana dd biya ditaruhnya agak jauh gitu dari kasurku, cuma denger tangisnya aja deh... ma ngeliat punggungnya biya...

Waaaaaooow... panjang juga ya ceritaku... tp gpp... daripada dipendem di hati, mending di keluarin aja ya berita bahagianya.....

beberapa foto biya :

katanya ibu, biya itu bayi pink (warna pipinya kemerah-merahan)

muka melas

eh belom juga sehari kok udah melet melet

bobo pules, lagi anteng

abis nenen, bobo pules

senyum pertama yang ke foto (susah banget ngambil pict biya yang lagi senyum)

ndak langsung ditindik, jadi sering dikira cowok :D

ini bayi baru 3 hari bobonya udah miling kanan miling kili (miring kanan miring kiri)

Hormaaaat grak...

membleee...

clongah clongoh nyari nenen:p

gak pernah mau di bedong

lirik lirik nenen (kayak lagi bobo ya)

krubut krubut biar anget

pamer idung, xixixiiiy...

senyumnya, manis sekaliiii

masih agak ngantuk, ngintip dikit

ketawa eh ketiwi

bibilku sekseeeh gitu looooh...

Mimiiii....!!! laper... nenen nya manaaaaah....!!!