Selasa, 10 September 2013

Biya with her Clodis


Voilaaaa....

Biya dengan clodi Sobi Minky nya, insert bamboo (gak kliatan, hihihiiii)

Foto diambil 9 September 2013, BB baru timbang 5,8kg, Usia 2 bulan 24 hari.

Plus Minus Jenis Clodi

Lanjut aaah.. mengulas tentang per-Clodi-an, heheheee...

Karena banyak yang tanya, daripada ngejelasin satu persatu, mending aku ulas di blog ajah, jadi kalo ada yang tanya-tanya langsung cekdis ajah...
*seneng bisa bantu...

Clodi Cover vs Clodi Pocket 

Biya sudah pernah pakai keduanya dan sejauh ini Clodi Pocket lah yang jadi pilihanku. Tetap saja masing-masing ada kekurangan dan kelebihannya.

Clodi Cover, meski pada insert nya terdapat lapisan fleece yang staydry sehingga pantat bayi bisa tetap kering, tetap saja belum menjadi pilihanku. Soaker yang menempel pada cover hanya memakai kancing 1-2 biji saja di tiap ujungnya, jadi suka geser-geser si soaker dari tempatnya (soalnya Biya aktif banget sih), pipisnya jadi nembus kemana-mana.
Tapi bukan berarti clodi cover ini nggak lebih baik dari clodi pocket, tetap ada kelebihannya. Pada saat dede pup, pup nya akan langsung ke soaker, sehingga clodi bisa tetep dipakai lagi. Itu teorinya, dalam prakteknya Biya yang super aktif itu meski pupnya langsung ke soaker, tetap saja pupnya meleber ke cover clodi nya juga sedikit sih, jadi tetep aja ganti ma clodinya, kalo nggak kan jadi bau, masa iya cantik-cantik bau pup... hihihiiiiyyy...

walhasil, terpilihlah clodi pocket sebagai clodi faforitku. heheheee...
pertama karena insertnya gak gerak2 meski Biya super aktif, soalnya kan insertnya ada di dalem kantong clodi.
kedua, karena insertnya bisa dipakein macem-macem ukuran, nggak harus ada kancing,
ketiga, karena fleece liner udah nyatu sama clodinya, jadi insert nya bisa pakai yang biasa (nggak harus ada fleece nya) dan nggak perlu nambah fleece liner (seperti di clodi cover yang butuh fleece liner kalau soaker nya nggak ada lapisan fleece nya)

Velcrow (Kreketan) vs Snap (Kancing)


Aku punya dua2 nya, semua aku suka karena masing-masing punya kelebihan.

Model velcrow lebih pas dipakai di lingkar perut Biya, pemakaiannya juga jadi lebih praktis, tapi mungkin untuk pemakaian jangka panjang bisa mengalami kemunduran performa kelengketannya (sering buka tutup jadi aus dan kurang menempel), dan juga untuk baby seperti Biya yang tangannya mulai jahil, kadang velcrownya suka ditarik-tarik sendiri dan sedikit terbuka, permukaan velcrow yang kasar pernah bikin jari-jari Biya terluka.

Model Snap awet pemakaiannya, performa tetap (kecuali kancingnya lepas), kurang sedikit rapi sih soalnya kan pakai kancing yang sudah ada ukuran-ukurannya (kadang ukurannya tidak begitu pas). Biya yang udah mulai jadi super aktif, agak susah memakaikan tipe clodi model snap ini.

Bahan Insert/ Soaker : Bamboo vs Microfiber
(blom sempet fotoin, foto nyusul yak, heheheee)


Ini aku ambil dari beberapa info dan kurangkum disini, karena sebelumnya aku juga kurang tau apa beda kedua jenis bahan insert/soaker ini.

Bamboo
Merupakan temuan baru yang dapat digunakan sebagai bahan cloth diaper.
Saat ini bamboo sangat populer dalam perlengkapan pakaian bayi.
Bamboo tumbuh tanpa menggunakan bahan kimia atau pestisida.
Memiliki daya serap yang sangat tinggi, anti-bakteri secara natural, dan tidak menyimpan bau.
Sangat lembut dan nyaman terhadap kulit bayi.
Biasa digunakan sebagai lapisan dalam (inner) yang bersentuhan dengan bayi, dan juga sebagai insert karena daya serapnya yang sangat tinggi.
Sebelum penggunaannya, dianjurkan untuk dicuci (pre-wash) lebih dari 6x untuk memastikan daya serap yang maksimal.

Microfiber
Terbuat dari kombinasi polyester dan polyamide.
Sifat bahan microfiber mampu menyerap cairan 7x lebih banyak dibandingkan dengan berat kain microfiber tersebut.
Microfiber memiliki sifat cepat kering, dan daya serapnya semakin baik seiring dengan penggunaan.
Hindari kontak langsung microfiber dengan kulit bayi, karena dapat menyebabkan kulit bayi kering.
Biasa digunakan sebagai bahan insert (kain penyerap), yang dimasukkan ke dalam kantung pada pocket cloth diaper, sehingga tidak bersentuhan langsung dengan kulit bayi.

karena bamboo lebih mahal, aku lebih banyak koleksi yang berbahan microfiber, heheheee...
tapi kalau yang punya dana lebih sih saranku mending pakai yang bamboo, soalnya daya serapnya lebih besar, nggak begitu bau dibanding microfiber.




Senin, 09 September 2013

Tentang per-Clodi-an

Heheheeee...

Judul yang kurang menarik yah..

Sebagai emak emak baru yang lagi demen pake leptop suami, browsing sana sini tentang per-clodian-an, dan beberapa jenis clodi yang sudah pernah aku pakein ke biya, ini ada beberapa ulasan dari mimi untuk bunda-bunda, semoga bermanfaat...

Bagian dari Clodi:
Clodi Cover - contoh merk GG


1. Clodi
seperti yang udah dijelasin di catetan sebelumnya, clodi adalah singkatan dari cloth diapers yang berarti popok kain yang fungsinya untuk menampung pipis atau pup bayi sehingga tidak langsung *bocor* atau membasahi lantai, kasur dan lainnya
2. Insert: adalah bahan penyerap yang dimasukkan ke dalam clodi dengan clodi jenis pocket..(clodi yang berkantung). Pada Clodi Cover, disebut juga 'Soaker'. Ada dijual terpisah.
3. Outer: adalah bagian luar dari clodi, biasanya terbuat dari bahan yang waterproof, ada yang motif atau polos, ada yang bludru dilapisi pul (Polyurathene Laminate), ada yang pul saja.
4. leg/inner gusset: adalah karet paha yang merupakan bagian dari clodi yang berfungsi untuk mencegah kebocoran dari pangkal paha.
 
 
Clodi Cover
5. soaker (Sama dengan Insert)

soaker dapat diartikan sebagai bahan penyerap..jika digunakan pada clodi dengan jenis pocket, maka istilah soaker biasanya disebut dengan insert, jika digunakan pada clodi dengan jenis cover, maka soaker diletakkan diatas cover sebagai bahan penyerap pipis/pup bayi.
6. Cover (untuk Clodi Cover)/ Inner (untuk Clodi Pocket): merupakan bagian dari clodi yang juga berfungsi sebagai penutup (meng-cover) kain penyerap dari clodi.
7. liner

adalah lapisan tipis yang terbuat dari kain ataupun kertas, yang biasanya diletakkan diatas diaper agar mencegah diaper terkotori oleh noda pup bayi. Biasanya Liner ini dijual terpisah.
8. Microfiber atau Bamboo
merupakan bahan yang digunakan sebagai bahan penyerap pada insert atau soaker, dengan permukaan kasar seperti pada handuk..
9. Microfleece
merupakan bahan yang digunakan pada insert atau soaker yang berfungsi sebagai stay dry (tetap kering). microfleece memiliki permukaan lembut. biasanya pada soaker, microfleece yang diletakkan untuk bersentuhan pada kulit bayi..karena karakteristiknya yang "stay dry".
10. velcro: bahan perekat
 
11. snap: kancing

Cloth Diapers (Clodi) vs Disposable Diapers

Bingung antara berpindah ke Cloth Diapers atau tetap Disposable Diapers


Sebagai new mommy, bener-bener seru dan menyenangkan mencari berbagai referensi untuk buah hati. Kali ini yang lagi marak-maraknya issue tentang clodi (Cloth Diapers) alias pampers kain, membuatku semakin penasaran tentang apa, bagaimana, dan berbagai macam pertanyaan-pertanyaan lain.

Awalnya, aku beli 3pc aja, itu aja udah lumayan serot kocek di dompet (hihihiiii...), setelah pake, eh jadi keenakan trus jadi beli dan beli lagi deh...

Sebagai permulaan, dari segi biaya, jangan dulu liat harga, nih menurut perhitungan pribadiku :
biya sehari bisa ganti disposable diapers (diapers sekali pakai) 4-5 pcs dengan anggapan pup sekali, pipis berkali kali, kalo disposable diapersnya gak ganti-ganti bisa bikin ruam di pantat ma selakangannya, karena Biya pake disposable diapers yang murah, anggap harga per disposable diapers 1300 rupiah. Sedangkan harga clodi berkisar antara 70-80rb, ada yang agak mahal 90-110rb, bisa dipakai sampai umur 2 tahun, anggap kalau bayi nya ndut jadi clodi cuma terpakai sampai 1,5 tahun.

disposable diapers : Rp 1300 x 5 pcs x 540 hari = Rp 3.510.000

perhitungan diatas kalo sehari cuma habis 4-5 diapers dan harga per disposable diapers 1300 rupiah, semakin gede usia dede, semakin banyak pula konsumsi disposable diapersnya, karena mantat nya juga makin gede, jadi ukuran disposable diapersnya juga bertambah, dan otomatis harga disposable diapers juga semakin besar.

Clodi : Rp 70.000 x 10 pcs = Rp 700.000

Bisa dibandingkan kan mana yang jauh lebih murah? :D *bukan promosi lho..
Clodi juga masih bisa dipakai dede nya Biya nanti (gak usah beli lagi alias save money lebih banyak).

sampah disposable diapers  yang menggunung, bandingkan dengan clodi yang mempunyai manfaat panjang
Dasar emak-emak irit... hihihiiiy...

Jangan salah ya, bukan cuma alasan lebih irit lho (meski 'irit' memang jadi pertimbangan utama memilih clodi, heheheee).
Alasan yang kedua ini sebenernya jauh lebih bisa menjadi pertimbangan, permasalahan besar pemakaian disposable diapers kebanyakan adalah ruam, biasanya untuk menghindari ruam, diapers harus sering diganti yang pasti dana yang terpakai jadi membengkak (kembali lagi ke pertimbangan pertama, hihihiiiiyyy...). Nah, dengan clodi, ruam bisa terhindari karena kebanyakan clodi dilapisi lapisan inner/ fleece (bener gak ya nulisnya?) yang akan tetap kering/ stay dry sehingga pantat dd tetap kering dan terhindar dari ruam.

anak kecil aja tau, hihihiiiiiy...
Pertimbangan yang terakhir. Nih alasan yang paling bijaksana, pemakaian disposable diapers jelas tidak aku sarankan banget, kenapa? karena disposable diapers berbahan kertas, karena penggunaannya sekali pakai sudah jelas manfaatnya juga cuma sekali. Sedangkan kita harus mengurangi konsumsi kertas untuk menjaga konsumsi terhadap pohon (bahan utama kertas) tidak semakin tinggi. "Save the Tree" "Save the Earth", beberapa istilah yang sering kujumpai atas pemakaian kertas yang berlebihan. Jadi, dengan memakai clodi, ngerasa ikut menjaga bumi deh... In my humble opinion lho ya... :D


So, bye bye to disposable diapers, welcome cloth diapers, heheheeee



Sabtu, 07 September 2013

Akhirnya ketemu Biya lagi.... \(^_^)/

Setelah lama menunggu dan menunggu, sehari tanpa Biya bagaikan setahun, tersiksa... (lebay dikit), akhirnya Sabtu, 6 September 2013, pukul 10.30 di stasiun Pasar Senen, Jakpus kulihat dari kejauhan nampak anakku yang lucu itu digendong mbah uti nya. Sambil sedikit berlari aku menghampiri Biya dan kemudian kupeluk rapat-rapat Biya anakku yang masih sedikit ngantuk karena baru terbangun dari tidur pulasnya selama di kereta.

Bak cuplikan sinetron di TV, Biya yang langsung kuambil dari gendongan bundaku dan langsung kugendong, kupeluk erat, bukannya nangis eh malah tertawa. Air mataku hampir saja menetes, kalau saja tidak sedang di keramaian, pasti sudah berurai air mata lah aku ini, air mata sangat sangat bahagia.

Setelah menunggu cukup lama, akhirnya Pipi Dhika nemu taxi juga. Sepanjang perjalanan bertaxi menuju kontrakan apartemen tempat kami tinggal, Biya tertidur, dan sesekali terbangun yang kemudian langsung kusodori putingku, entah kangen atau memang haus segera disambarnya dan di serot sekencang-kencangnya putingku yang mungkin ASI nya sudah tidak sebanyak pada saat aku masih di kampung dulu.

Sesampainya di apartemen, Biya pun terbangun, dan betapa kaget dan senangnya aku, ternyata anakku ini sudah makin pintar saja. Usia nya baru 2 bulan 20 hari, sudah bisa mengangkat kepalanya sendiri, bundaku bilang sudah bisa dari usia 2 bulan kurang, pas saat aku berangkat duluan ke Jakarta 3 minggu yang lalu. Selain mengangkat kepala sendiri, anakku yang manis ini juga sudah mulai tengkurap meski setelah berhasil tengkurap, dia tidak bisa membalikkan badannya lagi, biasanya teriak-teriak kalau sudah capek tengkurap dan tidak berhasil memutar lagi badannya.

Sungguh menggemaskan dan lucu Abbiya ini...
Mimi luv you, Abbiya sayang.. mmmuuuaaach...