Rabu, 30 Januari 2013

Hasil USG uk 21 minggu dan suntik TT pertama

Pada pemeriksaan di usia kehamilanku yang menginjak 5 bulan ini, aku dianjurkan untuk melakukan suntik TT yang pertama yang seharusnya selama kehamilan dilakukan dua kali pada kehamilan 4 bulan dan 7 bulan.

Yah meskipun telat, memang harus dilakukan, daripada tidak sama sekali.

Rasanya sih tidak sakit, hampir sama seperti sewaktu harus disuntik TT sebagai persyaratan menikah beberapa waktu yang lalu.

Setelah itu, diberi surat rujukan untuk USG ke dokter, untuk mengetahui jenis kelamin dan kesehatan si dedek tersayang.


Tapi sayang, ada sedikit pengalaman yang kurang mengenakkan. Rujukan dari Bidan adalah ke RS Hermina yang terletak di Daan Mogot Jakarta Barat.

Sesuai saran bidanku untuk datang lebih awal, praktek USG baru akan dimulai pada pukul 18.00 WIB sedangkan aku diantar suamiku sudah sampai di lokasi pukul 17.30 WIB.

Dengan petunjuk security yang berada di meja resepsionis, aku diarahkan ke bagian informasi di lantai 2. setelah sampai disana aku diarahkan lagi untuk ke bagian USG di lantai 3, setelah sampai di lantai 3 aku disuruh untuk turun lagi ke lantai 2 untuk mendaftar dulu. huft.. kenapa nggak daritadi waktu di lantai 2 didaftar dulu, malah diarahkan langsung ke bagian USG di lantai 3.

Agak sedikit jengkel akhirnya dengan lumayan payah karena kandunganku sudah mulai besar juga dan cepat lelah utnuk berjalan, sampai juga aku di lantai 2 lagi untuk mendaftar. Setelah mengisi beberapa form, aku dan suamiku naik lagi ke lantai 3 di bagian USG yang kemudian aku diperiksa tekanan darah dan cek berat badan, aku disuruh menunggu di kursi tunggu karena dokter praktek belum datang.

Setelah sekian lama menunggu, aku mulai heran, kenapa aku belum juga dipanggil-panggil, sedangkan ibu-ibu hamil yang lain yang bahkan aku sudah datang jauh lebih awal dari mereka malah sudah dipanggil duluan.
Aku bertanya pada salah satu perawat yang kebetulan keluar dari ruangan dokter tersebut, "Mbak, saya kok dari tadi nggak dipanggil-panggil ya? apa masih lama?"
"Namanya siapa, Bu?" tanya perawat tersebut.
"Devi Maria.." jawabku.
"Sebentar saya cek di dalam ya, Bu.." jawab perawat tersebut kemudian masuk lagi ke dalam ruang dokter.
Selang beberapa menit kemudian si perawat keluar dan memberi info padaku bahwa dataku belum masuk ke dalam ruangan, aku disuruh menunggu saja.

Akhirnya akupun menunggu lagi, setelah jam di handphone ku menunjuk pukul 21.00 WIB dan aku rasa sudah terlalu lama juga aku menunggu, suamiku mulai nggak sabar juga, maklum dia baru pulang kerja dan langsung mengantarku untuk periksa. Aku kemudian bertanya ke bagian tempat aku ukur berat badan tadi.
"Mbak, saya kapan nih diperiksanya?" tanyaku sambil sedikit masam,
"Astaghfirullah, belum ya?.." kata salah satu perawat yang mencatat berat badanku tadi.
Kemudian usut punya usut ternyata dataku nyasar di ruang radiologi, "jyaaah.... pantesan, mau sampe besok juga nggak bakal dipanggil-panggil..." batinku jengkel.

Kemudian aku disuruh menunggu lagi, sekitar 15 menit kemudian baru aku dipanggil masuk ke ruangan dokter yang ternyata si Pak Dokter sudah bersiap-siap mau pulang.

Meski masih sedikit jengkel, untung dokter tersebut (namanya dr. Binsar) lumayan ramah.
setelah di baringkan seperti biasa, perutku diolesi semacam jelly dingin dan ditempelkannya alat pemindai di perutku.

Nampak janinku bergerak kesana kemari, seketika juga jengkelku hilang.
"Jenis kelaminnya apa ya, Dok?" tanyaku.
"Sebentar, ini bayinya nggak mau ngangkang, coba miring sebentar" kata dr. Binsar.
tapi kulihat tetap saja tidak terlihat, janinku ikut bergerak seolah tidak mau menunjukkan apa sebenarnya jenis kelaminnya.

"Ya sudah tidak apa-apa, Dok, minta di cetak pas jelas keliatan mukanya saja ya.." kataku.
"Wah, bayinya pemalu, nggak mau hadap sini.." kata dr. Binsar lagi.
Aku dan suamiku tertawa senang.

Tidak apa-apa lah meski cuma dapat pantatnya saja, ini lah hasilnya:






Akhirnya, meski hanya mendapat punggung dan bagian belakang kepalanya saja, aku dan suami pun pulang dengan senang hati... hahahaaaaa....

Selasa, 15 Januari 2013

Usia Kandunganku : hitungan HPHT vs hasil USG

Hari senin pun tiba, meski masih agak malas kupaksakan juga untuk bangun. Karena hari ini memang hari yang aku dan suamiku tunggu-tunggu, ya.. hari ini adalah jadwal kami untuk USG.

"Sebentar lagi kita ketemu ya dek" kata suamiku sambil mengelus-elus perutku.
Aku juga membatin begitu dalam hati. "Semoga kamu baik-baik saja ya nak" batinku.

Setelah sampai di promedika, tempat yang dirujuk oleh dr. Syamsul, antrian untuk USG ternyata sudah sangat banyak. Tapi ternyata yang mengantri USG bukan hanya khusus ibu hamil saja, bahkan ibu hamilnya cuma sedikit yang mengantri. Aku mendapatkan nomor antrian ke 11, sekitar 1-1,5 jam menunggu akhirnya dipanggil juga namaku.

Sudah tidak sabar rasanya, kemudian aku dan suamiku pun masuk ke ruangan untuk USG. Setelah aku disuruh berbaring, perutku diolesi jelly seperti biasanya. Sambil mengecek segala persiapan untuk hitung-hitung yang aku juga nggak begitu ngerti, si dokter wanita itu pun mulai menempelkan pemindai itu ke perutku.

Subhanallaaah... bayiku terlihat cukup jelas, bergerak tiada henti.
"Nah, itu dedeknya gerak-gerak, terlalu aktif sih" Bu dokter menyeletuk
"Wah, iya, kalau terlalu aktif bahaya nggak dok?" tanyaku
"Ya nggak dong, malah bagus, harusnya sih masih beberapa gerakan, nah itu udah gerak terus, itu bagus" jelas bu dokter.

Aku pun lega. kemudian digeser-geser lagi pemindainya,
"Itu tangannya, jari-jarinya lengkap ya bu.. Itu kakinya, Itu kepalanya kalau dari atas, posisinya disini nih.. bayinya sehat, naaah, kalo yang itu placenta, air ketubannya juga jernih" jelas bu dokter sambil menunjuk-nunjuk ke layar.

Sekitar 15 menit lebih USG akhirnya selesai, padahal aku masih ingin lebih lama melihat bayiku.

Tapi aku lumayan puas dengan pelayanannya, meski biayanya masih tergolong mahal tapi sesuai dengan hasil yang kuperoleh.

Nah, menurut perhitungan HPHT ku, usia kandunganku adalah sekitar 16-17 weeks. dan hasil perhitungan USG menunjukkan bahwa usia kandunganku adalah 16w6d, jadi yaaaah... tidak jauh beda lah perhitungan HPHT dan perhitungan USG, memang sudah sesuai.

Ini hasil print out yang kudapat dari USG di promedika, ketawang kepanjen:


Kiri ke Kanan : Placenta (dari samping) dan Kepala (dari atas)
detak jantung debay

debayku uk 16w6d (31 desember 2012), nampak samping.

Hasil resume USG
 Hasil USG menyatakan:

Bayiku sehat dengan usia kehamilan 16w6d, berat 163gr, HPL 11 Juni 2013.

Nggak sabar pengen buru-buru jadwal USG lagi...

Kamis, 03 Januari 2013

DSOG ku dr. H. Syamsul Bachrie SPOG

Pulang kampung kali ini, mertuaku mengajakku memeriksakan kehamilanku. Kebetulan juga karena aku belum pernah sekalipun periksa ke dokter kandungan (sebelumnya hanya ke bidan saja).

Ibu mertua ku pun membuat janji dengan salah satu dokter kandungan langganan keluarga suamiku, dan aku dijadwalkan untuk pemeriksaan hari Sabtu pagi jam 7.00.
Hari sabtu pun akhirnya aku dengan diantar suami, ibu mertua, dan juga ayah mertuaku datang ke klinik Nusantara untuk menemui dokter kandungan tersebut. Meski kami agak telat (baru sampai di klinik pada jam 7.30), ternyata sang dokter pun memang belom tiba, katanya sih masih di perjalanan tapi nggak tau deh jalan yang dimana, akhirnya karena lumyan lama menunggu, jam 8 pun ibu mertuaku pamitan untuk ke sekolah dulu mengambil berkas dan diantar ayah mertua.

Tinggallah aku sendiri ditemani suamiku menunggu sang dokter, eh tidak sampai lima menit dari ibu mertuaku pergi, sang dokter datang. Rambutnya sembur putih, kalau dilihat sih sepertinya sudah dokter senior, dari tampangnya seperti ada darah chinese kalau dilihat dari matanya yang sipit dan kulitnya yang putih. Ya, lelaki tua yang tersenyum pada suamiku itulah dokter kandunganku.

Seorang perawat senior mengajakku masuk ke ruang sang dokter, aku santai saja. Suamiku tidak ikut masuk, cuma menunggu diluar. Setelah masuk ruang periksa, perawat tersebut memintaku untuk melepas celana dalamku, meski agak takut kulepas juga celanaku, ternyata aku diharuskan untuk melepas juga celana dalamku. Aku kaget bercampur curiga, meski begitu terpaksa aku lepas juga celana dalamku.

Akhirnya pemeriksaan oleh sang dokter selesai juga, meski masih was was dan curiga, aku mencoba untuk tetap berpikir positif. Dokter mendiagnosa bahwa keputihan yang aku alami berlebihan, karena itu harus diobati agar tidak sampai berpengaruh ke bayiku. Sembari aku diberi banyak tips-tips dan saran agar bayiku selalu sehat dan beberapa tips agar melahirkan secara normal.

Menurutku dia dokter yang baik, dari caranya memeriksa dan memberi saran memang dia dokter senior yang bisa kupercaya. Setelah memberi resep dan juga memberi rujukan untuk melakukan usg kemudian aku pun bergegas pulang untuk segera menebus obat.

Belum sampai keluar, karen masih bercerita kepada suamiku tentang pengalaman yang baru kualami barusan, eh tiba-tiba dokter itu menenteng tas nya dan keluar sambil berpamitan padaku dan pada para perawat di meja resepsionis. Olala, ternyata dokter yang baru kutahu dari kertas resep bahwa namanya adalah dr. H. Syamsul Bachrie SPOG itu ternyata datang ke klinik hanya jika ada panggilan saja. Benar-benar spesial, heheheee...

Kemudian terlihat ayah dan ibu mertuaku sudah ada di depan menungguku. Kemudian kami pun bergegas menuju apotik untuk menebus obat dan pulang. Rujukan USG masih nanti pada hari senin, karena hari itu sudah terlalu sore dan minggu tutup.

Pulang Kampung yang Kedua

Pulang Kampung

Hmmm... Akhir tahun ini Maria mendapat cuti yang lumayan panjang (22 Desember - 2 Januari), kesempatan ini tentu tidak akan dilewatkan begitu saja oleh keluarga ini. Dhika yang meski hanya libur beberapa hari saja, ikut mengambil cuti untuk pulang kampung.

Sekarang ini, Pulang Kampung adalah suatu hal yang sangat menggembirakan mengingat kampung mereka memang jauh dari Jakarta, yakni di Malang, salah satu kota kecil di Jawa Timur. Mungkin hanya sekitar 2-3 kali saja mereka mendapat waktu untuk pulang kampung. Untuk kepulangan mereka kali ini, yang telah mereka jadwalkan dan siapkan tikenya pada tanggal 22 Desember 2012, benar-benar mereka nanti.

Meski sekarang harus membagi waktu untuk dua keluarga dalam satu kali pulang kampung, tapi mereka yang memang keduanya berasal dari kota Malang tersebut benar-benar menantikan hal ini. Bukan masalah waktu, yang penting adalah silaturrahmi, sekaligus bernostalgia di tempat-tempat faforit mereka sebelum menikah dulu.

Banyak tempat yang sudah mereka datangi bersama-sama saat masih berpacaran dulu, berikut tempat-tempat yang mempunyai kenangan indah bagi mereka...

- Pantai Ngliyep

Ini adalah pantai Ngliyep, yang terletak di daerah selatan dari kabupaten Malang.

Disinilah tempat pertama kali mereka berkencan, pas tahun baru, setelah sebelumnya mereka merayakan malam tahun baru dengan melakukan bakar-bakar ayam dan jagung dirumah Maria.
Awalnya mereka berniat pergi ke Pantai Balekambang, tapi karena ditengah jalan mereka mendengar kabar bahwa jalan arah ke pantai Balekambang bukan hanya macet total, tapi memang benar-benar tidak berjalan, bahkan untuk pengendara motor sekalipun, akhirnya demi tetap bisa menikmati pantai, mereka pun pergi ke arah yang berlawanan untuk datang ke pantai Ngliyep yang meski lumayan ramai, tapi mereka masih bisa menikmati pantai yang aduhaaai bagusnya...

Sebelum pulang pun mereka masih sempat berfoto ria, ini salah satu foto mereka berdua di pantai Ngliyep...
Sepulang dari pantai Ngliyep ini, Dhika pun mengajak Maria untuk dikenalkan pada orang tuanya.
(padahal baru kencan pertama, xixixixiiiiyyyy....)

- Wisata Payung






Ini adalah tempat wisata payung, sebenernya bukan tempat wisata juga sih, tapi karena memang mau ke BNS dan hari masih sore, jadi mereka mampir dulu ke sini untuk mengisi perut. Sate ayam yang rasanya biasa saja dan harganya luar biasa ini tetap cukup bisa membuat suasana hati mereka adem ayem karena pemandangan di sekitar mereka yang memang sangat memukau.

Kota Malang memang sarat dengan pemandangan indah, kemudian setelah dari sini dan merasa kenyang, mereka melanjutkan perjalanan ke tuuan utama, yaitu BNS (Batu Night Spectakuler).


- Batu Night Spectaculer (BNS)


Tidak berlama-lama mereka berdua kesini, karena Maria lupa tidak membawa Jaket dan sudah sepertinya flu sudah mulai menyerang Maria yang terbiasa dengan hawa Jakarta yang panas. Kaget dengan hawa Malang yang benar-benar dingin dikala malam, Maria pun meminta Dhika mengantarnya pulang. Meski tidak lama, tapi tempat ini cukup berkesan bagi mereka berdua.

Masih banyak tempat-tempat berkesan bagi mereka yang tidak bisa disebutkan satu persatu..
Yang jelas, acara pulang kampung kali ini, mereka pasti akan mendatangi lagi tempat-tempat yang pernah mereka datangi dulu...


^_^